Jumat, 12 Desember 2008

Keutamaan Wanita Shalihah.

I. Pengantar
Bersabda Rasulullah S.A.W. . . . :

“Dunia adalah kesenangan sementara, dan sebaik-baiknya kesenangan dunia ialah wanita (istri) yang shalihah.” 
(Muslim).

Wanita shalihah adalah pilihan Allah S.W.T. di dunia ini.
Sifat-sifat mereka pun telah dipuji oleh Allah S.W.T. di dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu'min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta`atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu`, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
(Q.S. Al-Ahzab 33 : 35)

Sabda Rasulullah S.A.W. . . . , “Wahai sekalian wanita, sesungguhnya yang paling baik di antara kalian akan memasuki surga sebelum orang yang paling baik di kalangan lelaki. Mereka akan mandi, dan memakai minyak wangi dan menyambut suami-suaminya di atas keledai-keledai merah dan kuning. Bersama mereka anak-anak kecil, mereka seperti batu permata yang berkilauan.” (Abu Syaikh)

Wanita shalihah adalah suatu ni’mat yang luar biasa dari Allah S.W.T., sabda Rasulullah S.A.W. . . . . : “Diantara kebahagiaan anak Adam, antara lain terdapat dalam tiga hal; Wanita shalihah, rumah yang baik, dan kendaraan yang baik.” (Ahmad)

Dalam sabda beliau Rasululloh S.A.W. . . . yang lain : “Barangsiapa yang diberi rezeki oleh Allah seorang wanita yang shalihah, maka Allah telah menolong separuh imannya. Karenanya bertaqwalah kepada Allah untuk separuh yang lain.” (Thabrani, Hakim)

Demikian mulia seorang wanita yang shalihah, sehingga Abu Sulaiman Ad-Darani berpendapat: “Istri yang shalihah bukan termasuk dunia, karena istri itu menjadikanmu tempat (ber’amal demi) akhirat.”

Muhammad bin Ka’ab berkata mengenai firman Allah S.W.T. :
“Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. 2:201) bahwa itu adalah istri yang shalihah.

Dailami r.a. meriwayatkan bahwa wanita shalihah akan disebut-sebut oleh ahli langit sebagai ‘Syahidah’. Tidak dipungkiri bahwa wanita-wanita shalihah, sangat dirindukan oleh penduduk bumi dan langit, bahkan ikan-ikan di lautan pun dengan senang hati mendo’akan rahmat dan maghfirah baginya.
II. Peranan Wanita Shalihah.
Rasulullah S.A.W. . . . . pun bersabda : “Kejahatan seorang wanita jahat adalah seperti jahatnya seribu orang jahat dari kaum lelaki. Kebaikan seorang wanita yang shalihah adalah seperti ‘amalannya tujuh puluh orang-orang shiddiqin.” (Abu Syaikh)

Alim Ulama mengatakan bahwa ‘Shiddiqin’ adalah derajat para wali Allah S.W.T. Hal ini menunjukkan ketinggian derajat wanita yang shalihah. Kaum wanita memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap roda kehidupan dunia ini, bahkan terhadap kaum lelaki sekalipun. Ustadz Hasan Al-Bana Asy-Syahid Al-Hafizh menulis bahwa wanitalah yang mewarnai kehidupan dengan corak yang nyata. Hal ini disebabkan karena wanita adalah pendidik utama yang memproduksi bangsa. Wanitalah yang menjadi penentu arah masyarakat.

Syeikh Ibrahim Ali mengatakan bahwa seorang wanita jika sudah dominan dalam kehidupan pria, maka ia akan menjadi buah hati dan ruhnya. Bahkan akan menjadi segenap badan dan perasaan pria. Semua tindakan kebaikan atau kejahatan yang dilakukan oleh seorang pria, karena dorongan dari wanita.
Pikiran dan ‘amalan para wanita muslimah akan ikut serta berhembus dengan angin, mengalir dengan air, menyatu dengan tanah, tanpa memerlukan kendaraan untuk membawanya, tanpa memerlukan tenaga untuk mengangkutnya. Kebaikankah yang akan merebak ataukah kejahatan. Semua bergantung kepada ‘amalan’ para wanita.
Selanjutnya beliau mengatakan bahwa banyak ‘ulama dan para tokoh tergoda oleh wanita, maka rusaklah perjalanan hidupnya. Hal itu bukan disebabkan karena kepandaian wanita lebih jauh dan lebih luas daripada lelaki, tetapi karena kekuatan ghaib titipan Allah S.W.T. dan daya pesona wanitalah yang mampu menggoncangkan pria.
Walaupun kaum wanita juga dikatakan sebagai ‘fitnah’, akan tetapi kata fitnah ini harus diartikan dengan maksud yang positif. Peringatan Allah S.W.T. agar berwaspada terhadap fitnah yang timbul dari wanita, sama seperti peringatan-Nya terhadap fitnah harta dan anak-anak, tidak berarti semuanya buruk dan jahat. Tetapi sebagai ungkapan bahwa sikap yang berlebihan dalam menggantungkan diri pada semua itu mencapai suatu batas yang dapat menimbulkan fitnah, dan lupa diri dari dzikrullah.
Disebabkan lemahnya usaha da’wah, maka nilai dan keutamaan wanita telah menjadi kabur, bahkan sebagian besar dari kalangan wanita telah diselewengkan oleh syetan untuk menjadi pembantu-pembantunya dalam usaha kemungkaran. Dan dijauhkan dari nilai kemuliaan yang sebenarnya kepada derajat yang sangat rendah dan hina. Dan sangat sedikit diantara kaum wanita yang menyadari hakekat keutamaan yang ada pada diri mereka. Sabda Nabi S.A.W. . . . : “Permisalan wanita shalihah dari kalangan para wanita adalah seperti burung gagak hitam yang salah satu kakinya berwarna putih.” (Thabrani)
Ungkapan ini bermakna demikian sedikit wanita-wanita yang tergolong menjadi wanita shalihah. Hal ini dimaksudkan agar menjadi renungan dan penghisaban kaum wanita atas keselamatan dirinya, sehingga akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan kesempatan yang sedikit ini. Tanpa ada rasa pesimis ataupun kekhawatiran.
Sebagaimana kisah Asiah istri Fir’aun. Di tengah-tengah kaum yang memusihi Allah S.W.T. dan Rasul-Nya, ia tetap berpegang tegung kepada Allah S.W.T. Walaupun untuk menjaga keimanan tersebut ia harus menerima kematian di tangan suaminya sendiri yaitu Fir’an la’natullahu ‘alaihi. Sehingga atas keteguhannya ini Rasulullah S.A.W. . . . bersabda bahwa wanita yang terbaik dan paling sempurna adalah Asiah istri Fir’aun dan Maryam. Bahkan Ibnu Qurtubi dan Hafizh Ibnu Hajar rah.a. menganggap mereka berdua adalah Nabi Allah.

III. Ciri-ciri Wanita Shalihah.
“Jika wanita shalat lima waktunya, berpuasa di bulannya, menjaga kemaluannya dan mentaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya; ‘Masuklah ke dalam syurga dari pintu syurga mana saja yang kamu sukai’.” (Ibnu Hibban, Thabrani)
Juga menilik ayat 35 dari Q.S. Al-Ahzab di atas maka dapat disimpulkan beberapa sifat wanita shalihah, diantaranya yaitu : bersifat taat, jujur, sabar, khusyu’, suka bersedekah, suka berpuasa, memelihara kehormatannya dan banyak berzikir kepada Allah S.w.t. Syeikh Abdul Halim mengatakan bahwa wanita-wanita shalihah adalah qonitat (orang yang taat) dan hafizhat (orang yang menjaga diri) saat suami tiada.
Dalam pasal ini akan diterangkan mengenai beberapa dari sifat-sifat tersebut, dan yang lainnya akan diterangkan dalam pasal yang lain, sifat-sifat tersebut yaitu :
a. Menjaga Shalat Lima Waktu
Shalat adalah salah satu kewajiban umum yang telah Allah S.W.T. perintahkan kepada ummat Islam baik lelaki ataupun wanita. Nabi S.A.W. . . . , bersabda : “Shalat adalah tiang agama. Barangsiapa mendirikannya, berarti ia telah mendirikan agama, dan barangsiapa meninggalkannya, berarti ia telah menghancurkan agama.” (Baihaqi)

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kesesatan.” (Q.S. Maryam 19 : 59)

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (Q.S.Al-Maa’uun 107: 4 - 5)

Seorang wanita shalihah meyakini bahwa shalat adalah ibadah yang sangat istimewa, sehingga tidak mungkin ia shalatnya. Bukan hanya istiqamah dalam mengerjakannya, tetapi juga menjaga segala hal yang berhubungan dengan shalat. Karena Ibnu Abbas r.a, mengatakan tentang maksud Q.S. Maryam 19 : 59 atau Q.S. Al-Maa’uun 107 : 4 – 5. Bahwa melalaikan shalat bukan hanya, meninggalkan shalat begitu saja, tetapi termasuk melalaikan shalat juga adalah jika melalaikan waktunya, atau mengakhirkan waktunya dari waktu yang tepat. Jika maksudnya memang demikian, yaitu melalaikan waktu shalat juga termasuk dalam melalaikan shalat, maka orang yang melalaikan waktu shalat pun akan mendapat balasan ‘Ghoyya’ ataupun neraka ‘Wail.’

Allah S.W.T. telah memberikan kemudahan bagi kaum wanita muslimah dalam menunaikan shalat, yang tidak disamakan seperti kaum lelaki. Bagi wanita hanya ada dua tertib dalam melaksanakannya. Lebih ringan dan lebih mudah, tetapi mempunyai ganjaran dan pahala yang sama besarnya dengan kaum lelaki. Ini adalah karena rasa kasih-Nya terhadap kaum wanita, demi terjaganya wanita dari segala fitnah :

1. Lebih utama dilaksanakan di dalam rumahnya sendiri.
Sekali lagi, bahwa walaupun ditunaikan di rumah, dan hanya bersendirian, tetapi ia tetap akan mendapatkan pahala yang sama dengan kaum lelaki yang melaksanakan shalatnya di masjid.

2. Dilaksanakan di awal waktu.
Nabi S.A.W. . . . bersabda : “Amalan yang paling utama adalah shalat tepat pada waktunya.” Hadits ini ditujukan kepada kaum muslimin dan muslimat.
Melalaikan waktu shalat dengan sengaja, berarti telah menarik murka Allah S.W.T. kepada dirinya. Sabda Nabi S.A.W. . . . : “Tiga orang yang tidak akan diterima shalatnya oleh Allah ; (1) Seorang imam yang tidak disukai oleh makmumnya. (2) Orang yang tidak shalat kecuali setelah lewat wantunya (dengan sengaja). (3) Orang yang memperbudak orang merdeka.” (Ibnu Majah)
Menjaga shalat pada waktunya menghasilkan keuntungan-keuntungan, baik duniawi maupun ukhrawi. Diantaranya ialah : Dalam urusan duniawi yaitu, dijauhkan dari kesulitan rezeki dalam kehidupan dunia. Dan empat keuntungan ukhrawi lainnya adalah : (a) Dihindari dari siksa kubur, (b) Diberikan buku catatan ‘amalnya melalui tangan kanan, (c) Melewati shirat secepat kilat dan (d) Masuk surga tanpa hisab.
Rasulullah S.A.W. . . . bersabda : “Jika seorang hamba shalat pada awal waktunya, maka naiklah shalat itu ke langit dengan diliputi nur sehingga sampai ke Arsy, lalu (nur itu) memintakan istighfar bagi orang yang mengerjakan shalat seperti itu sampai hari kiamat, dan ia berkata : ‘semoga Allah memeliharamu sebagaimana kamu memeliharaku.’ Dan jika seorang hamba mengerjakan shalat tidak pada waktunya, maka naiklah shalat itu dengan diliputi kegelapan dan bila sampai ke langit, shalat itu terlipat bagaikan baju yang rusak, kemudian dilemparkan kembali ke muka orang yang mengerjakannya.” (Adz Dzahabi)
Orang-orang shalih pada zaman dahulu, seperti para shahabat r.a sangat memperhatikan shalat di awal waktu dengan bersungguh-sungguh. Mereka akan bersedih jika mereka tertinggal shalat di awal waktu ataupun karena tertinggal shalat berjama’ah. Az Zuhri pernah bercerita : “Suatu ketika saya masuk ke tempat Anas bin Malik r.a di Damsyik, saya menjumpai ia sedang menangis. Maka saya bertanya : ‘Mengapa kamu menangis ?’ beliau r.a menjawab : ‘Saya tidak mengetahui sesuatu yang telah aku dapatkan, kecuali shalat ini. Tetapi ternyata kini orang-orang telah mengabaikannya’.” Al-Karmany menerangkan bahwa mengabaikan shalat yang dimaksud di sini adalah mengakhirkan waktunya, bukan meninggalkannya sama sekali. (Bukhari)

b. Berpuasa
Firman Allah S.W.T. :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (Q.S. Al-Baqarah 2:183)

Rasulullah S.A.W. . . . bersabda : “Segala kebaikan anak Adam dilipatgandakan pahalanya dengan sepuluh hingga 700 kali lipat. Allah S.W.T. berfirman : ‘Kecuali puasa, puasa adalah untuk-Ku dan Aku memberikan pahala kepadanya, ia telah meninggalkan syahwat dan makan minumnya lantaran Aku’.” (Muslim)
Dalam hadits yang lain beliau S.A.W. . . . bersabda : “Puasa itu Junnah (perisai) karena itu jika kamu berpuasa, janganlah menuturkan kata-kata yang buruk, yang keji-keji dan yang membangkitkan rangsangan syahwat, dan janganlah pula ia mendatangkan hiruk pikuk, hingar bingar.”
Diriwayatkan pula bahwa puasa dan Al-Qur'an akan memohon syafaat bagi pelakunya kepada Allah S.w.t, mereka akan berkata : “Ya Allah S.w.t, aku telah menghalanginya dari makan dan memenuhi syahwat pada siang hari, maka perkenankanlah aku memberikan syafaat baginya.” Syafaat keduanya diterima oleh Allah S.W.T. (Ahmad)
Wanita shalihah selalu menunaikan shaum Ramadhan, dan juga puasa-puasa yang lainnya, selama tidak dalam keadaan berhalangan. Beberapa puasa sunnah yang lainnya, adalah ; Puasa ‘Arafah, puasa ‘Asyura dan Tasu’a, puasa enam hari di bulan Syawal, puasa tiga hari putih, puasa Senin dan Kamis, sehari puasa sehari berbuka dan lain sebagainya.
Al-Ghazali menuliskan ada tiga tingkatan manusia dalam mengerjakan puasa :
Golongan pertama; hanya memenuhi syari’at, meninggalkan makan, minum dan syahwat saja.
Golongan kedua; selain menahan dari makan minum dan syahwat, juga menahan lidah, pandangan dan anggota badan lainnya.
Golongan ketiga; hatinya betul-betul bertawajjuh hanya kepada Allah S.W.T. dan memelihara dari selain Allah S.w.t. (Ihya Ulumuddin)

c. Ciri-ciri yang lainnya
Selanjutnya Imam Nawawi dalam Syarh Uqudul Lujain, menukilkan sabda Rasulullah S.A.W. . . . tentang wanita penghuni syurga. Beliau S.A.W. . . . bersabda : “Empat wanita berada di syurga dan empat di neraka. Empat wanita yang berada di syurga, yaitu : (1) Wanita yang memelihara dirinya, taat kepada Allah dan suami, banyak anaknya serta sabar. (2) Menerima apa yang ada walaupun sedikit bersama suaminya dan bersifat pemalu. (3) Jika suaminya pergi, maka ia menjaga dirinya dan harta suaminya. (4) Wanita yang ditinggal mati suaminya, sedangkan ia mempunyai anak yang masih kecil-kecil lalu ia menahan dirinya, memelihara dan mendidik anak-anaknya, serta berbuat baik terhadap mereka dan tidak mau nikah lagi karena takut menyia-nyiakan mereka.”
Adapun empat wanita yang berada di neraka adalah : (1) Wanita yang jelek lisannya terhadap suami, jika suaminya pergi, ia tidak menjaga dirinya. Jika suaminya di rumah, ia menyakiti suaminya dengan ucapannya. (2) Wanita yang membebani suami (dengan tuntutan) yang suami tidak mampu melakukannya. (3) Wanita yang tidak menutup dirinya dari lelaki lain dan ia keluar dari rumahnya dengan berhias. (4) Wanita yang sama sekali tidak memiliki keinginan kecuali makan, minum dan tidur. Ia tidak memiliki gairah untuk mengerjakan shalat, untuk mentaati Allah S.W.T., mentaati Rasul, dan tidak juga dalam mentaati suaminya. Maka jika ada wanita memiliki sifat-sifat seperti ini, ia adalah wanita terlaknat dan ahli neraka, kecuali jika ia bertaubat.”

Demikian beberapa sifat utama dari wanita shalihah. Allah S.W.T. telah memberikan keistimewaan kepada mereka. Dengan bersusah payah sedikit untuk mentaati agama, seorang wanita shalihah dapat mendahului laki-laki shalih untuk memasuki syurga Allah S.W.T.

Articles : “Fadhilah Wanita Shalihah” 14/07/04 6:01

Berminat Terapi SEFT - Hub. 0812 8036 2015 (WA only)

Rabu, 10 Desember 2008

HADIAH DARI MESIR UNTUK ROSULULLOH SAW

Dari Yahya Ibnu Abdul Rahman Ibnu Hathib, dari ayahnya, dari kakaeknya, yaitu Hathib Ibnu Abi alta'ah r.a., dia berkata, "Rosululloh SAW. mengutusku untuk menemui Raja Muqauqis, seorang penguasa Kota Alexandria, Mesir. Kemudian saya menyerahkan sebuah ajakan tertulis (surat) dari Nabi kepadanya. Lalu, dia menyediakan sebuah tempat tinggal untuk aku tempati selama beberapa hari. Saat aku dipanggilnya, dia telah mengumpulkan para famili kerajaan (thariqat). Raja tersebut berkata kepadaku, "Aku akan menyampaikan sesuatu kepadamu. Jadi, aku ingin agar sudi kiranya kamu memahami segala perkataanku ini."
Aku menjawab, "Baiklah, silahkan utarakan kepadaku." Dia menuturkan, "Tolong ceritakan orang yang mengutusmu. Bukankah ia seorang nabi ?" Aku menjawab, "Betul. Dia adalah seorang utusan (Rosul) Alloh SWT.". Raja itu bertanya lagi, "Mengapa saat diusir oleh kaumnya, Nabimu tidak mendoakan mereka agar ditimpa kebinasaan ?" Maka aku bertanya, "Bukankah Isa putra Maryam a.s. adalah Nabi kalian ?
Dia menjawab, "Aku bersaksi bahwa Isa adalah utusan Alloh." Lalu aku menimpalinya, "Mengapa saat kaumnya hendak menyalibnya, beliau tidak mendoakan agar Alloh SWT. membinasakan mereka hingga akhirnya beliau diangkat ke langit dunia oleh Alloh SWT. ?"
Kemudian dia menanggapi jawabanku, "Tanggapanmu bagus sekali. Kamu memang seorang bijaksana yang diutus oleh orang yang bijaksana pula (Nabi Muhammad SAW.). Oleh karena itu, perkenankanlah diriku untukmempersembahkan beberapa hadiah untuk Muhammad SAW. Demikian pula, aku akan mengirimkan para pengawal (budruqah) yang akan menghantarkanmu sampai ke tempat tujuan."
Hathib ibnu Abi Balta'ah r.a. berkata, "Raja tersebut mengirimkan 3 (tiga) hamba sahaya perempuan, di antaranya adalah Maria Al-Qibthiyah (kelak menjadi ibu dari Ibrahim ibnu Muhammad SAW.). Sementara itu, 2 (dua) orang lagi dihadiahkan kembali oleh Rosululloh kepada sahabat beliau. Satu orang diberikan kepada Abu Jahm ibnu Hudzaifah Al-'Adawi, dan seorang lagi dihadiahkan kepada Hasan ibnu Tsabit. Selain itu, dia juga mengirimkan hadiah berupa pakaian pilihan (thuraf)."

Tulisan ini di kutip dari buku yang berjudul Maria Al-Qibthiyah: The "Forgotten" Love of Muhammad SAW. Karya Abdullah Hajjaj yang merupakan terjemahan dari Mariyah Al-Qibthiyyah Ummu Ibrahim, Terbitan Maktabah Turats Al-Islami t.t., Kairo.

Selasa, 08 Juli 2008

Empat Puluh Hadits Rosululloh yang Patut di pahami dan di Amalkan agar Beruntung Hidup Kita

Bismillahirrohmannirrohim,

Dari Salman r.a. berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rosululloh SAW. Mengenai 40 hadits yang pernah dinyatakan, “Barangsiapa dari umatku menghafal empat puluh hadits itu, maka ia akan memasuki Jannah.” Aku pun bertanya kepadanya, “Manakah empat puluh hadits itu wahai Rosululloh SAW” Rosululloh SAW bersabda:

  1. Kalian hendaknya beriman kepada Alloh, baik Dzatnya maupun yang berkaitan denganNya.
  2. Beriman kepada hari kiamat.
  3. Beriman kepada para malaikat.
  4. Beriman kepada kitab-kitab Alloh.
  5. Beriman kepada para nabi.
  6. Beriman pada kehidupan setelah mati.
  7. Beriman pada takdir baik maupun takdir buruk, bahwa semuanya berasal dari Alloh SWT.
  8. Bersaksi bahwa tidak ada yang patut di sembah kecuali Alloh SWT dan Muhammad adalah hamba dan utusan Alloh.
  9. Kerjakanlah sholat pada waktunya dengan Wudlu yang sempurna.
  10. Tunaikan zakat
  11. Berpuasalah pada bulan Ramadhan.
  12. Jika mampu, kerjakanlah haji.
  13. Kerjakanlah sholat dua belas rokaat (Sunnah mu’akkadah) setiap hari.
  14. Janganlah meninggalkan sholat witir pada setiap malam.
  15. Janganlah menyekutukan Alloh dengan apapun.
  16. Jangan mendurhakai kedua orang tuamu.
  17. Jangan memakan harta anak yatim dengan cara dzalim.
  18. Jangan meminum khamar
  19. Jangan berzina.
  20. Jangan bersumpah palsu dengan nama Alloh.
  21. Jangan bersaksi palsu.
  22. Jangan mengikuti keinginan hawa nafsu.
  23. Jangan melalukan gibbah terhadap saudaramu yang muslim.
  24. Jangan membuat tuduhan palsu kepada seorang perempuan muslim.
  25. Jangan merasa dengki terhadap saudaramu yang muslim
  26. Jangan menyibukkan diri dengan perbuatan yang sia-sia.
  27. Jangan mengikuti orang-orang yang membuang waktunya dengan hal yang sia-sia.
  28. Jangan mengata-ngatai orang dengan maksud menghina.
  29. Jangan bersenda-gurau dengan mengorbankan orang lain sebagai sasaran.
  30. Jangan membuat fitnah kepada sesama muslim.
  31. Bersyukurlah kepada Alloh atas segala nikmatnya.
  32. Bersabarlah dalam menghadapi musibah dan bencana.
  33. Janganlah merasa aman dari azab Alloh.
  34. Jangan memutuskan persaudaraan dengan kerabatmu.
  35. Jalinlah tali silaturahmi.
  36. Jangan mengutuk mahluk Alloh.
  37. Perbanyaklah mengucapkan tasbih, takbir, dan tahlil.
  38. Jangan meninggalkan sholat jum’ah dan sholat dua hari raya.
  39. Ketahuilah bahwa apapun yang menimpa kita adalah takdir yang telah ditetapkan dan tidak dapat dielakkan. Dan apapun yang telah ditakdirkan luput, tidak mungkin akan didapatkan.
  40. Janganlah ditinggalkan membaca Al Quran dalam keadaan apapun.


Salman r.a bertanya kepada Rosululloh SAW., “Apapila seserang dapat menghafalkan hadits-hadits tersebut, apakah ganjarannya ?” Rosululloh SAW bersabda “Alloh SWT akan membangkitkannya bersama para anbiya dan para ulama”.

Semoga Alloh SWT dengan limpahan rahmat dan karunianya mengampuni dosa dosa kita dan memasukkan kita ke dalam golongan hamba-hambanya yang sholeh. Amien.


Prepare by EFJ 23/11/07 – Mukhlisin Mosque – Malaka Asri